Hasil evaluasi PPA UMS tidak memuaskan
Hasil evaluasi PPA tidak memuaskan!!!
Kartasura, Rabu (25/9/2013). Evaluasi PPA tahun 2013 dilaksanakan
di Ruang Seminar gedung G. PPA yang sudah berlalu selama satu bulan lebih, baru
kemaren diaadakan eveluasi Panpus (panitia pusat). Berbagai permasalahan yang terjadi saat pelaksaan PPA
menyebabkan evaluasi ini jadi rumit.
Semua orang sudah faham konflik yang
terjadi pada saat PPA. Dari tahun ke tahuin permasalahan PPA selalu sama.
Permasalahan yang terjadi disetiap fakultas berbeda. Dua fakultas yang permasalahan
dari tahu kemaren sama, yaitu fakultas Ekonomi dan Hukum. Kedua Fakultas ini
bermasalah dengan Korlap yang ada di fakultas. yang terjadi di fakultas Ekonomi
yaitu Maru melawan Korlap. Kejadian itu sudah biasa di Ekonomi. Maru merasa
bahwa Korlap tidak Etis dan tidak mencerminkan seorang intelektual, karena
bahasa yang digunakan Korlap sangat tidak pas. Sedangkan di Hukum masalahnya
adalah Korlap membawa pentungan. Seharusnya tugas Korlap hanya menertibkan,
bukan melakukan perploncoan.
Forum evaluasi yang mengecewakan
membuat kami muak. Panpus yang seharusnya membahas soal evaluasi bukan malahan
khotbah. Kita tidak butuh penjelasan yang panjang. Konflik-konflik yang terjadi
sudah akut. Jadi yang seharusnya dilakukan panpus tegas untuk menanggapi ini.
Dirasa akar dari masalah yang terjadi di PPA sudah jelas. Adanya korlap membuat
konflik turunan ini selalu sama. Dan panpus masih berfikir panjang untuk
merubah konsep PPA.
Banyak pertanyaan dan pernyataan dari
audiens. Dari evaluasi Masta dan PPA. Tapi didalam forum tersebut yang
mengevaluasi kegiatan PPA saja. Padahal undangan yang masuk ke KORKOM itu hanya
evaluasi PPA. Evaluasi panpus adalah eveluasi untuk penyambutan mahasiswa baru,
dan Masta termasuk dalam itu. Masta juga kegiatan untuk menyambut MARU, tapi
kemaren yang di evaluasi hanya PPA.
Panpus mengevaluasi buku Masta. Buku
masta yang dibuat teman-teman ikatan itu adalah hasil dari inisitif sendiri.
Karena pusat tidak memberikan dana untuk buku masta. Jadi jika di anggap salah
buku masta itu, seharusnya Panpus adil memberikan dana untuk buku masta dan PPA. Buku panduan PPA pun sampai sekarang
tidak diberikan. Dan mahasiswa baru tidak pernah melihat buku panduan PPA.
Banyak hal yang harus diperbaiki dari
konsep PPA. Pertanyaan dari audien juga tidak dijawab sesuai dengan pertanyaan.
Tapi hasil akhir dari evaluasi adalah perbaikan sistem, dan konsep PPA.PPA
tahun depan akan diadakan bersama dengan mahasiswa. Agar konsep PPA sesuai
dengan kondisi lapangan. Sekaligus konflik-konflik yang terjadi di PPA dapat
teratasi.
Panitia pusat seharusnya jangan semua
dari wakil dekan. Karena jika panpus dari wakil dekan yang ada konflik di
Fakultas tidak teratasi. Juga wakil dekan yang bertanggung jawab dengan
pelaksanaan PPA ini hanya akan jadi pajangan, yang tidak bisa menyelesaikan
konflik di Fakultas.
Mahasiswa berharap ada perbaikan
dalam konsep PPA. Seorang mahasiswa baru yang datang pada saat evaluasi merasa
bahwa Korlap sangat tidak sesuai dengan tugasnya(Devit, 25/08/13). Dan
penangkapan dari saya, seharusnya korlap dihapuskan. Sebagai sanksi dari
panpus. Dan juga tahun depan tidak perlu ada lagi korlap. Korlap hanya akan
meresahkan dan membuat tekanan buat mahasiswa baru.
Semoga bentuk-bentuk militerisme
dikampus kita lenyap. Kita bukan antek-antek Soeharto yang pro dengan
militerisme. Perploncoan ditolak. Penindasan secara verbal harus dihilangkan.
Tidak boleh ada lagi penindasan dan perploncoan, berjenis apapun juga!!!
Abadi Kebaktian......
Anggun Hatta
Penulis adalah
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan penulis aktif dalam Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Kabid Hikmah IMM Hatta
Komentar
Posting Komentar
Wajib komentaar, neng ojo saru-saru.