CEPAT SEMBUH, NEGARAKU

ditulis oleh: Arya Firmansyah


 Ketika kita beranjak dewasa, banyak hal yang akan kita temukan seiring dengan pemahaman yang semakin dalam terhadap apa yang kita pelajari. Yang awalnya kita hanya mengetahui tentang suatu desa, kemudian berkembang menjadi pemahaman tentang suatu provinsi, hingga akhirnya memahami suatu negara secara utuh. 

Pada awalnya, kita mungkin hanya menyadari permasalahan yang terjadi di lingkungan kecil seperti desa. Namun, setelah mempelajari lebih luas tentang negara, kita mulai menemukan akar dari berbagai permasalahan yang menyebabkan negara ini berhenti dan macet dalam perkembangannya. 

Ada negara yang justru berusaha menyembunyikan kebenaran, bahkan menyembunyikan ilmu pengetahuan. Ilmu yang seharusnya membebaskan pikiran rakyat dan membuat mereka lebih kritis justru ditutup-tutupi. Seharusnya, perpustakaan menjadi tempat kita menemukan banyak buku yang membangun cara berpikir. Namun, di negara ini, buku-buku yang mencerdaskan rakyat justru seakan disembunyikan jauh dan dipersulit aksesnya. Sebab hingga saat ini, negara ternyata masih takut jika rakyatnya menjadi pintar. 

Pengetahuan adalah senjata yang paling ampuh untuk merdeka secara hakiki. Ketika rakyat dibodohi, maka mereka tidak akan tahu apa yang seharusnya diperjuangkan. Mereka akan puas dengan janji-janji kosong dan terus-menerus dikendalikan oleh ilusi kemajuan. Padahal kemajuan yang sejati bukanlah tentang makan bergizi gratis atau jalan tol yang megah, tetapi tentang rakyat yang sejahtera, pendidikan yang merata, dan keadilan yang benar-benar ditegakkan. 

Para pemimpin lebih menyukai kemewahan, dan melupakan penderitaan rakyatnya. Realitas akar rumput selama ini ternyata nampak tak dipedulikan. Keburukan yang dilakukan oleh para penguasa terasa cepat menghilang dari permukaan, sementara itu kesalahan kecil yang dilakukan oleh rakyat justru selalu dibesar-besarkan. Masalah kecil dihukum berat, sementara pelanggaran besar seperti korupsi justru malah dibiarkan, bahkan justru seolah difasilitasi. Sungguh, negara ini sedang tidak baik-baik saja. 

Korupsi bukan sekadar pencurian uang negara, tetapi pencurian harapan. Ketika dana pembangunan diselewengkan, maka jalan rusak tetap rusak, sekolah ambruk tidak diperbaiki, dan rumah sakit kekurangan fasilitas. Lalu, siapa yang paling dirugikan? Tentu rakyat kecil. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA

Kenaikan PPN : Antara Kebutuhan Pemerintah dan Penderitaan Rakyat

Kaderisasi Bukan Romansa, Melainkan Rasa yang Harus Dijaga