Ada Apa dengan Aku dan Ikatan (IMM)?_Pimpinan Bidang Organisasi IMM Moh. Hatta 2020/2021


Ada Apa dengan Aku dan Ikatan (IMM)?

Oleh : Bidang Organisasi PK IMM Moh. Hatta 2020/2021
"Kita sendiri bisa berbuat begitu sedikit, bersama-sama kita bisa melakukan begitu banyak." -Helen Keller-

Tidak terasa sudah setahun lebih wabah Covid-19 merambah di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Semua aspek belajar, mengajar, hingga kegiatan berorganisasipun dialihkan secara online. Dari guru, dosen, hingga mahasiswapun harus menyesuaikan diri dalam kondisi yang baru. Memutar otak untuk memikirkan bagaimana cara terbaik agar semuanya bisa berjalan seperti biasa walaupun terkendala jarak adalah hal yang kita lakukan semua.

Seperti yang kita ketahui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau biasa dipanggil IMM adalah termasuk salah satu organisasi ortom. Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah (dikutip dari : official website ITB Ahmad Dahlan). Di lingkup kampus kita khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini IMM akrab disapa dengan sebutan IMM Moh. Hatta, diambil dari nama Bapak Ekonomi negara kita.

Dimasa seperti ini, menjalankan organisasi adalah hal yang lumayan cukup sulit. Mengapa lumayan cukup sulit?karena kita dituntut untuk selalu mengerti dan memahami kesibukan masing-masing dalam satu bidang maupun dari bidang lain. Disaat bisa saling bertemu saja kadang masih sering terjadinya misscomm apalagi dalam kondisi yang serba online. Adanya komunikasi yang jelas menjadikan ikatan kekeluargaan semakin nyata dan bisa terciptanya kekompakan dalam berorganisasi. Tak dipungkiri untuk menajalin komunikasi terkadang terasa sangat berat karena adanya stigma canggung, tidak direpon, atau bahkan akan melukai perasaan satu sama lain. Problema-problema yang lain tentu sangat banyak akan tetapi semua kembali ke masing-masing individu bagaimana mereka menyelesaikan masalahnya.

Sebagai seorang organisatoris tanggungjawab mengemban amanah adalah hal yang wajib dilakukan. Tak lupa juga profesional kerja harus diterapkan guna meningkatkan etos kerja. Akan tetapi sering kita temui juga, masih banyak permasalahan individu dicampuradukkan dengan urusan berorganisasi dan alhasil organisasi menjadi imbas atas permasalahan pribadi. Sangat disayangkan apabila itu terjadi, karena niat kita berorganisasi yaitu untuk belajar menyelesaikan masalah, berproses menjadi lebih dewasa dalam berpikir, dan masih banyak lagi yang bisa kita ambil manfaatnya jika kita ikut berorganisasi.

Turun naiknya semangat berorganisasi merupakan hal yang wajar, istirahat juga diperlukan untuk merefresh penatnya menjadi aktivis (mahasiswa sekaligus organisatoris). Istirahat disini bukan berarti menghilang tanpa kepastian hingga menimbulkan banyak pihak yang mengkhawatirkan. Merefresh bisa dilakukan dengan mengenang masa-masa dimana kita sedang semangatnya mengikuti organisasi, mengingat bagaimana perjuangan kita hingga detik ini yang ternyata bisa melampauinya, intropeksi diri, serta menata kembali target-target yang akan dicapai kedepannya.

Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Itulah mengapa apabila salah satu orang dalam organisasi tersebut menghilang maka akan terdapat kecacatan di dalamnya karena setiap orang yang berorganisasi sudah diberi amanah untuk menjalakan tugasnya masing-masing. Dengan demikian, seperti kata Helen Keller diatas kalau bekerja sendiri maka akan sedikit yang akan terselesaikan, jika kita bekerja bersama-sama maka akan lebih banyak yang kita selesaikan karena kita juga harus ingat bahwa kita satu organisasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA