Memaknai Hari Perempuan Dunia_IMMawan Yudha Aji Anggara (Ketua Bidang RPK PK IMM Moh. Hatta 2020/2021)


Memaknai Hari Perempuan Dunia

Jika bicara tentang perempuan maka tidak akan ada habisnya dalam mendefinisikannya. Jika mendengar kata perempuan banyak sekali definisi yang akan dibayangkan. Banyak sekali pemaknaan baik bahkan buruk dalam mendeskripsikan perempuan. Ada yang beranggap wanita itu lemah lembut, perhatian, halus dan ada juga yang beranggap bahwa perempuan itu adalah sosok yang lemah, tidak sempurna, tidak memiliki hak-hak istimewa dan masih banyak lagi. Bahkan dalam masyarakat Jawa dulu mengatakan bahwa tugas seorang perempuan hanyalah “Sumur, Kasur, Dapur”. Lalu apa sebenarnya makna ungkapan ini?. Dalam pengertian yang lebih luas, perempuan hanya dapat berperan untuk di sumur dalam artian mencuci baju, piring dan kegiatan kebersihan lainnya. Lalu makna Kasur, dalam hal ini perempuan hanya dianggap sebagai representasi pelayan untuk suami. Yang ketiga adalah Dapur, dalam hal ini perempuan hanya bertugas untuk masak dan menyiapkan berbagai kebutuhan makanan untuk keluarga dalam hal makanan ataupun minuman.

Bahkan pada zaman Jahiliyah diceritakan bahwa orang yang memiliki keturunan seorang perempuan itu harus dibunuh. Kenapa sebenarnya itu bisa terjadi?. Karena perempuan pada zaman itu dianggap sebagai makhluk yang lemah dan tidak bisa diajak untuk ikut perang. Karena itu seseorang yang memiliki anak perempuan dianggap sebagai sebuah kesialan. Di Negara Yunani pada masa lalu wanita juga dianggap sebagai makhluk yang tidak sempurna. Dalam hal ini perempuan tidak boleh ikut dalam hal kepemimpinan dan juga demokrasi. Maka tidak heran jika dalam hal demokrasi di era Yunani Kuno sosok perempuan tidak boleh ikut campur bahkan dalam pemilihan.

Dalam berbagai tradisi agama ada berbagai praktik, tradisi ataupun pemahaman dalam agama yang tidak sesuai dengan kesetaraan gender. Perempuan dalam Tradisi Hiduisme misalnya, menyatakan dalam test Sansekerta yang meperlihatkan bahwa pengaruh dan juga bias Brahmana bahkan dalam tradisi ini perempuan memiliki porsi yang berbeda dengan laki-laki. Dalam tradisi Yahudi perempuan malah dianggap sebagai asal mula dosa dan juga melalui perempuan manusia akan mati. perempuan dalam tradisi Kristen mengangap bahwa kepemimpinan laki-laki bersifat kodrati dan pemberian dari Tuhan. Disisi lain perempuan sebenarnya juga dianggap sebagai makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang karena perasaannya yang sangat halus. Secara umum sifat-sifat perempuan yaitu keindahan, kelembutan, dan rendah hati. Demikianlah gambaran perempuan yang sering terdengar didalam kehidupan sehari-hari kita. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif terhadap kegiatan kegiatan intensional dan terarah dengan kodrat perempuan itu sendiri.

Namun bentuk kerendahan terhadap wanita ini mulai berubah sebenarnya pada masa nabi Muhammad SAW. Karena nabi Muhammad SAW memperlakukan sosok wanita sebagai sosok yang mulia. Karena agama Islam menganggap semua orang itu sama dimata Allah yang membedakan hanyalah ketakwaannya. Hal ini yang dianggap sebagai bentuk menghargai wanita dalam kesamaan dengan laki-laki. Walupun begitu masih banyak terjadi perendahan bahkan kekerasan terhadap wanita. Bahkan hal ini yang membentuk sebuah gerakan perlawanan perempuan terhadap ketimpangan yang terjadi terhadap perempuan. Seperti halnya R.A Kartini dari Indonesia yang membuat sebuah gerakan emansipasi wanita yang bertujuan untuk menuntuk kesetaraan terutama dalam pendidikan.

Di Tanggal 8 Maret Ini diperingati sebagai international women's day atau Hari Perempuan Dunia. Peringatan hari ini sebenarnya bisa terjadi karena bentuk penolakan dan perlawanan perempuan terhadap ketimpangan yang terjadi. Ketimpangan itu membentuk perlawanan karena perempuan diperlakukan tidak baik seperti direndahkan, dilecehkan secara fisik ataupun verbal. Banyak juga kasus kekerasan terhadap perempuan terutama di Inonesia. Dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta – Komnas Perempuan mencatat terdapat 299.911 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang 2020. Ini membuktikan bahwa kekerasan pada pada perempuan masih terjadi.

Lalu bagaimana kita memaknai international women's day atau Hari Perempuan Dunia?. Peringatan hari ini sebenarnya bukan hanya sebuah bentuk simbol atau penanda bahwa tangga 8 Maret 2021 adalah hari perempuan dunia. Akan tetapi dalam hal ini sebenarnya wanita hendak diperlakukan dengan baik, baik dalam perlakuannya dan hendak dihargai dalam berbagai hal. Bukan untuk memarjinalkan seorang perempuan karena menggangap mereka makhluk yang lemah. Selain itu bentuk-bentuk kejahatan secara fisik dan juga verbal hendaknya dihilangkan. Karena sering kali banyak dari kita mengucapkan selamat international women's day atau selamat Hari Perempuan Dunia secara lisan atau melalui status media sosial WhatsApp, Facebook, Instagram dll. Tapi pada kenyataannya masih ada kekerasan terhadap perempuan, ini yang salah dalam pemaknaan Hari Perempuan Dunia ini. Maka di momentum kali ini hendaknya semua orang menghargai perempuan dengan cara masing-masing.

Yudha Aji Anggara

Referensi
1. Maulidiyah, Laili dkk.2020. Tafsir Gender. Yogyakarta : Buku Litera.
2. https://nasional.tempo.co/read/1439271/komnas-perempuan-ada-299-911-kasus-kekerasan-terhadap-perempuan-sepanjang-2020/full&view=ok

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA