Postingan

Dampak Adopsi Pembayaran Digital Terhadap Perilaku Belanja Konsumen Dan Pendapatan Umkm Di Kota Surakarta

 Oleh: Farasyifa Mutiara Khansa1*, Nelan Sri Utami², Harita Aqilatun Nufus3, Amanda Fazakaila Aryani4, Syaban Al Musyaffa Ibnu Ahmad5 1,2,3,4,5 Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail Correspondence: b100220090@student.ums.ac.id Abstract This study aims to analyze the effect of customer satisfaction on the increase in the number of customers among Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) that have adopted digital payment systems in Surakarta City. The background of this research lies in the growing use of digital payment services among consumers and their crucial role in supporting the digital transformation of MSME business operations. This study employed a mixed-method approach that combined quantitative and qualitative analyses. The quantitative data were collected through questionnaires, while qualitative insights were obtained through in-depth interviews. The sampling technique used was purposive sampling, involving 45 MSME owners who have implemented digital payment sys...

ENERGI KOLEKTIF ATAU LEGITIMASI KEKUASAAN?

 Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kali ini mengusung tema besar, yaitu “Energi Kolektif untuk Negeri.” Sebuah tema yang sekilas mengandung semangat optimisme dan kebersamaan untuk membangun bangsa. Namun di balik tema tersebut, tersimpan pertanyaan mendasar: energi kolektif yang seperti apa yang hendak dibangun, dan untuk kepentingan siapa energi itu sebarkan? Apakah untuk memperkuat daya rakyat, atau justru untuk memperkuat legitimasi kekuasaan yang sudah lama menindas rakyat? Tema ini semestinya menjadi ruang refleksi kritis bagi seluruh kader yang ada di ikatan ini terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik bangsa hari ini. Terutama dalam sektor ekonomi dan energi yang kini menjadi sumber utama ketimpangan struktural. Energi dan sumber daya alam yang seharusnya menjadi milik rakyat justru dikuasai oleh segelintir elite dan korporasi besar. Namun, di tengah kondisi itu, panggung Tanwir yang seharusnya menjadi forum permusyawaratan ideologis malah diisi oleh para toko...

SELF FOR MOVEMENT

Di tengah hiruk pikuk dunia, kita tumbuh. Dari anak-anak yang hanya tahu bermain, menjadi manusia dewasa yang harus berpikir sebelum berbicara, menahan sebelum meluapkan, dan memilih sebelum melangkah. Kita belajar bahwa tidak semua hal bisa diperhitungkan, tidak semua keinginan bisa terpenuhi, dan tidak semua rasa bisa diungkapkan.   Kita hidup dalam kepala yang ramai, dalam tubuh yang lelah, dalam hati yang kadang penuh cinta dan kadang penuh luka. Tapi dari semua itu, kita tetap berjalan. Karena hidup adalah   tentang bagaimana kita tetap bertahan meski tidak tahu apa yang akan terjadi esok.     Berhitung   1…2…3… …10. Ulangi sampai keadaan menjadi lebih baik .   Ada orang yang terbiasa berhitung. Bukan hanya soal angka atau uang, tapi juga dalam hal perasaan. Mereka menghitung bukan karena pelit, tapi karena tahu bahwa jika tidak menahan diri, keadaan bisa jadi lebih rumit. Berhitung memberi mereka ...