JANJI MANIS TAK SEMANIS ITU !

(Pilpres 2024-2029)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam Sejahtera untuk kita semua.

Janji manis apa yang dimaksud?

Mengapa janji manis selalu menjadi polemic dalam ajang politik ?

Dengan adanya pertanyaan yang sudah ada, disini saya mencoba sedikit demi sedikit membedah mengapa pertanyaan diatas selalu muncul, hemat pikiran saya janji-janji yang diberikan oleh capres yang sudah ditetapkan oleh masing masing koalisi selalu menjadi polemic dikalangan Masyarakat. Dan poin penting yang ingin saya tekankan dan selalu saya pertanyakan, mengapa janji-janji yang diberikan oleh capres selalu tidak menemui ke kongritan Ketika sudah menjabat.

Selanjutnya berikut janji-janji manis yang di tawarkan oleh masing masing capres 2024-2029

1.      Prabowo Subianto

- Memberikan makan siang dan minum susu gratis untuk semua murid di sekolah, di pesantren, anak-anak balita, dan bantuan gizi untuk ibu hamil.

- Melanjutkan kebijakan-kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang pro rakyat, seperti Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.

- Membangun Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan.

- Menjadi pemimpin untuk semua dan siap membela jika ada warga yang merasa terzalimi.

- Wakafkan sisa hidupnya untuk bangsa Indonesia jika dirinya diberikan mandat.

 

2.      Anis Baswedan

- Fokus memperbaiki keluarga di Indonesia dengan menghapus kekhawatiran keluarga atas empat isu, yaitu bahan pokok terjangkau, kehadiran lapangan pekerjaan, jaminan kesehatan, dan akses pendidikan berkualitas tuntas.

- Meningkatkan akses pendidikan berkualitas dengan menciptakan lapangan kerja dan menghadirkan peluang usaha baru.

- Meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan bantuan teknologi pertanian dan memperbaiki infrastruktur pertanian.

- Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memperbaiki kualitas lingkungan hidup dan mengurangi polusi udara.

 

3.      Ganjar Pranowo

1. Membangun sumber daya manusia (SDM) yang produktif, menjaga stabilitas harga bahan-bahan pokok, menghapus kemiskinan, memperkuat jaringan pengaman sosial, mendorong hilirisasi menuju pabrik kelas dunia, akselerasi nilai tambah pembangunan infrastruktur, serta memulihkan kondisi alam Indonesia.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan membuka akses pendidikan seluas-luasnya dan memberikan gratis kuliah kepada 1 dari 4 mahasiswa.

3. Menjanjikan untuk menciptakan 17 juta lapangan kerja baru pada 2025-2029 bila menang dalam Pilpres 2024.

4. Memberikan insentif kepada periset dan pihak swasta untuk mendorong inovasi dan penelitian.

5. Tidak memberikan karpet merah bagi anaknya jika terpilih menjadi presiden.

Dari janji janji yang sudah saya paparkan diatas mungkin kawan kawan sekalian berfikiran sama seperti saya, bahawasannya janji manis yang diberikan oleh capres tidak semuanya dapat terealisasikan, dalam hal ini janji janji yang diberikan oleh capres/cawapres hanya bentukan dalam rangka meningkatkan popularitas/ bisa disebut janji populis.

Kemudian jika kita menengok kondisi secara politik maupun konstitusi 5-10 tahun kebelakang saya rasa sebagai mahasiswa dan Masyarakat sekaligus menilai kedua hal itu belum seutuhnya berjalan dengan baik, bahkan bisa dibilang berjalannya politik/konstitusi di Indonesia hanya sebagai alat dan tunggangan oleh para korporat dan hanya menjadi boneka percobaan oarng orang yang ada diatas (tuhannya para politikus). Disini kita bisa mengasumsikan Ketika kondisi Indonesia yang masih semrawut dan kurang tertata, kemudian di hadapkan dengan janji janji yang diberikan oleh para capres/cawapres apakah tidak menjadi boomerang pada negara kita sendiri, asumsi dangkalnya mereka para capres/cawapres Ketika menyempaikan janji janji nya kepada Masyarakat yang memang mereka tau bahwa janji janji yang mereka berikan tidak akan seluruhnya terlaksana, dan yang membuat sedikit menggelitik bagi saya, mengapa para capres/cawapres se dangkal itu dalam memberikan janji jaji nya, padahal kondisi Indonesia sedang tidak baik baik saja, Ketika memang janji janji tersebut terlaksana, apakah tidak menambah kesemrawutan di negara kita ?.

Kembali kepada poin diatas terkait janji populis, asumsi subjektif saya capres/cawapres yang memberikan janji manisnya kepada Masyarakat hanya untuk kepentingan popularitas masing masing capres/cawapres, maka dari isu seperti ini sehaarusnya Masyarakat maupun mahasiswa yang noatabene sebagai target dari pemerintah dan menjadi aktor dalam kehidupan bernegara tentunya harus bisa memahami mana yang menjadi dampak positif dan negative dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita

Dari paparan capres dan cawapres mengenai janji-janji mereka, sebagian besar mengarah ke pemberdayaan dan keberpihakan pada masyarakat menengah kebawah baik langsung maupun tidak langsung. Namun, jika kita kilas balik rekam jejak para capres/capres, mereka memang terbukti unggul dalam berkomunikasi dan menyampaikan gagasan-gagasannya. namun, alih-alih gagasan mereka terealisasikan, justru ketimpangan sosial semakin besar dan masih banyak masyarakat kecil yang terdampak. Hal ini terbukti dengan masih tingginya tingkat ketidakpuasan masyarakat akan kinerja capres/wacapres. Mungkin dalam beberapa kondisi para capres/wacapres memosisikan diri sebagai stabilisator atau penengah antara masyarakat dan negara. Namun jika mengingat susunan negara itu juga dari masyarakat, maka bersembunyi di balik kalimat "mendahulukan kepentingan yang lebih besar" tidak lah pantas jika masih mengesampingkan kepentingan rakyat.

Memang dirasa terlalu manis janji-janji yang mereka bawa. Pertama, terkait peningkatan lapangan kerja. Jika melihat kondisi negara 5-10 tahun terakhir, penurunan jumlah pengangguran memang terealisasi namun tidak dalam angka yang besar. Dengan itu menjanjikan peningkatan jumlah lapangan pekerjaan dengan angka dan kalimat yang berlebihan pasti akan sangat susah terealisasikan. Kedua, terkait pendidikan. Pendidikan yang baik masih tergolong suatu hal yang mewah di Indonesia. Tercatat hampir 60% sekolah dasar dan menengah di Indonesia yang memiliki kondisi ruang kelas rusak sedang,  lebih dari 50% pelajar yang berhenti di sekolah menengah karena keterbatasan ekonomi, kurangnya guru yang bersertifikat pendidik dan masih banyak lagi. Dari sana pula dapat disimpulkan masih banyak sistem pendidikan yang perlu diperbaiki sejak 5-10 tahun terakhir. Ketiga, kesejahteraan rakyat. Meskipun Indonesia menngalami peningkatan pada kesejahteraan rakyat. Namun tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia masih tergolong rendah. Indonesia memang cukup berhasil dalam pertumbuhan ekonomi negara, namun perhatian pada kesejahteraan rakyatnya dirasa masih kurang. Hal ini tercermin dari berbagai indikator yang menentukan kesejahteraan rakyat, seperti angka kematian bayi, pendidikan yang tidak berkualitas dan tingkat harapan hidup yang masih rendah. Hal-hal diatas menunjukan betapa pemimpin-pemimpin terdahulu juga tidak bisa sepenuhnya memenuhi janji-janji mereka.

Mahasiswa mempunyai peran strategis dalam kehidupan sosial-politik di negeri ini. Tak hanya menjadi pemilih, mahasiswa juga merupakan penentu masa depan bangsa. Para calon pemimpin negeri tak cukup hanya mendekati, tetapi juga harus bisa memahami pendapat, gagasan, dan harapan generasi muda.

Tanggapan dari mahasiswa ada yang mengatakan bahwa ia mencari calon presiden dan wakil presiden dengan janji yang tidak berlebihan agar realistis, dan ditakutkan akan menjadi utang kepada rakyat. Mahasiswa lain juga mengatakan bahwa pasangan calon presiden yang menarik adalah yang visi dan misinya menjamin pemenuhan hak dasar perempuan dan anak, seperti pendidikan dan layanan kesehatan, khususnya reproduksi. Selain itu juga dapat menjamin perempuan mendapatkan layak tanpa diskriminasi di sektor apa pun oleh siapa pun.

Visi & misi bukanlah hanya ucapan blaka atau hanya sekedar janji guna menarik pemilih. Hal itu semua juga harus direalisasikan dan dibuktikan dengan kinerja mereka. Mahasiswa tidak suka diperlakukan bagaikan objek untuk kepentingan menambah suara. Mereka justru menyukai kampanye yang lebih banyak interaksi dan diskusi untuk memberikan pemahaman mengapa mereka harus memilih kandidat tertentu.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA