Pengaruh Perkaderan IMM Terhadap
Keparipurnaan Identitas Mahasiswa.
Oleh: Teguh Jairyanur Akbar
Mahasiswa
seorang intelektual, kaum terdidik, dan golongan yang melek angka. Mahasiswa
adalah seorang pelajar yang menuntut Pendidikan tingkat lanjut di perguruan
tinggi dengan berbagai program jurusan yang ditempuh mulai dari ekonomi, hukum,
tekhnik, kedokteran, dan masih banyak lagi. Tapi, apakah menjadi seorang
mahasiswa hanyalah sekedar identifikasi atas keterdaftarannya didalam suatu
perguruan tinggi? Saya kira tidak, agaknya terlalu sederhana dan amatlah sempit
jika kita mengartikan mahasiswa hanya melalui keabsahan administratifnya.
Mahasiswa
terdiri dari dua suku kata “maha” yang artinya “ter, paling, tinggi” dan
“siswa” yang artinya “pelajar, murid; yang menempuh pendidikan”. Lalu apa
maksud dari keutuhan dua suku kata yang membentuk nama mahasiswa itu tadi?
Nampaknya disini kita akan sedikit memerlukan perenungan yang agak filosofis,
daripada hanya sekedar pemaknaan secara harfiah. Mungkin dengan skema yang
sama, Ketika orang tua kita, ayah dan ibu saling berunding untuk memberikan
nama yang tidak hanya indah namun juga memiliki makna yang inheren dengan
ekspektasi akan masa depan anaknya, kiranya begitu pulalah yang dimaksudkan
oleh siapapun itu diluar sana si orang pertama sekaligus si pencetus ungkapan
“mahasiswa” yang kini digunakan secara universal. Pastinya didalam kandungan
nama tersebut terdapat doa, harapan, cita-cita, angan, dan berbagai keinginan
besar dalam pengunaan nama tersebut. Dan lalu, mari kita beralih pandang, masuk
sekali lagi kedalam historical etimologi dari ungkapan mahasiswa yang mungkin
saja mampu untuk memberikan kita jawaban dari beban yang disandangkan oleh
sipencetus. “Maha” yang diambil dari Bahasa sansekerta yang berarti sangat
besar atau mulia dan “siswa” yang merupakan sebuah kata serapan dari nama
seorang dewa dalam trimurti hindu, yaitu siwa, sang dewa pelebur dan pemusnah
yang tugasnya adalah untuk menghancurkan segala yang telah usang dan tidak
berkebaikan lagi. Jadi berangkat dari etimologi tersebut, kiranya kita bisa
untuk mengajukan suatu sintesis bahwa si pencetus mengemukakan suatu ungkapan
yang mana si penyandangnya kelak akan membawa spirit yang secara similar
berkesinambungan dengan makna akan segala harap yang diinginkannya, yaitu
seseorang yang besar dengan kemuliaan intelektualitas yang dimilikinya demi
membawa perubahan untuk melebur dan memusnahkan yang telah usang dan
menggantinya dengan yang baru dan lebih baik.
Hal-hal
tersebut tadi pada akhirnya termanifestasikan dalam perjuangan mahasiswa yang
secara spesifik dinyatakan melalui identitasnya sebagai berikut:
- Agen of change
- Social control
- Iron stock
- Moral force
- Guardian of value
Namun
sayangnya, modern ini banyak kita temui pergeseran nilai pada tubuh seorang Mahasiswa
atau bahkan paling ironisnya adalah hilangnya nilai-nilai tersebut, sebut saja
ini sebagai kecacatan fungsi, gejala kronis dalam fenomena keberlangsungan
peran dan tanggung jawab Mahasiswa. Kini aktualisasi diri yang di lakonkan oleh
mahasiswa cenderung memiliki tendensi kepada hal-hal yang prestisius dan
populer – pendek kata – mengupayakan eksistensi dengan menanggalkan esensi yang
subtansial. Amelioratif yang secara kasat dapat kita lihat pada tubuh
seorang Mahasiswa sangatlah meresahkan adanya, padahal secara berkala dalam
interval waktu yang statis Mahasiswa yang kini tengah menempuh pendidikanlah
yang akan secara niscaya menggantikan atau yang akan melanjutkan estafet
kepemimpinan di negeri ini kelak nanti.
Kaderisasi
IMM sebagai upaya pengembalian nilai dan preparasi kelangsungan tampuk
kepemimpinan. Sebagai salah satu dari ortom Muhammadiyah, IMM berfungsi
melangsungkan proses perkaderan dijenjang perkuliahan dengan objek
perkaderannya yang adalah seorang Mahasiswa. IMM secara langsung menawarkan
nilai-nilai yang terangkum dalam Tri Kompetensi Dasar (TKD) berupa;
Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Melalui kaderisasi, IMM
melangsungkan proses transfusi ideologi dengan menginternalisasikan
nilai-nilai, psinsip, dan paham yang selanjutnya akan menunjang idealitas
identitas seorang mahasiswa. IMM mengusahakan suatu ruang potensial bagi
mahasiswa untuk mereformasi personalitas atau kediriannya menjadi individu yang
lebih kompleks secara kognitif pun dengan mentalitasnya.
IMM
melalui Nilai Dasar Ikatan-nya (NDI) mengakomodasi reaktualisasi hakikat dari
identitas Mahasiswa dengan skema sebagai berikut:
1.
IMM adalah gerakan mahasiswa yang bergerak
tiga bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. Linear dengan
identitas Mahasiswa sebagai Social Control,
2.
Segala bentuk gerakan IMM tetap
berlandaskan pada agama Islam yang hanif dan berkarakter rahmat bagi sekalian
alam. Linear dengan identitas Mahasiswa sebagai Guardian of Value,
3.
Segala bentuk ketidak-adilan, kesewenangwenangan
dan kemungkaran adalah lawan besar gerakan IMM perlawanan terhadapnya adalah
kewajiban setiap kader imm. Linear dengan identitas Mahasiswa sebagai Moral
Force,
4.
Sebagai gerakan mahasiswa yang berdasarkan
Islam dan berangkat individu-individu mukmin, maka kesadaran melakukan syariat
Islam adalah suatu kewajiban dan sekaligus mempunyai tanggungjawab untuk
mendakwahkan kebenaran di tengah masyarakat. Linear dengan identitas Mahasiswa
sebagai Iron Stock,
5.
Kader IMM merupakan inti masyarakat utama,
yang selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemulian dan kemaslahatan
masyarakat sesuai dengan semangat pembebasan dan pencerahan yang dilakukan
Nabiyullah Muhammad Saw. Linear dengan identitas Mahasiswa sebagai Agent of
Change.
Melalui
perkaderan IMM kita memiliki peluang untuk me-recovery distorsi pada kedalaman
tubuh Mahasiswa, mengusahakan kembalinya keparipurnaan peran dan fungsi
Mahasiswa, melakukan proses iluminasi dan membangun kesadaran kritis sedini
mungkin demi mengantisipasi keadaan-keadaan anomali yang cenderung prematur
dalam melahirkan seorang Mahasiswa. Sederhananya perkaderan yang dilangsungkan
oleh IMM merupakan perkaderan yang ditujukan serta merta untuk merawat,
melestarikan, dan menganak-cucukan nilai-nilai yang menjadi prinsip fundamental
dan autentik dari arketipe seorang mahasiswa.
Komentar
Posting Komentar
Wajib komentaar, neng ojo saru-saru.