Menengok Ketimpangan dan Hikmah Di Balik Wabah ( Oleh IMMawan Khoirul Shidiq ; Ketua Bidang Hikmah PK IMM Moh. Hatta 2019)


Menengok Ketimpangan dan Hikmah Di Balik Wabah

Beberapa minggu kebelakang ibu pertiwi menangis tersendu-sendu terkoyak hatinya permasalahan datang silih berganti tak kunjung menemui titik akhir mencakup segala aspek kehidupan bangsa yang carut marut saat ini, belum usai kita dihadapkan oleh rancangan undang-undang omnibuslaw (cilaka) yang eksploitatif sehingga ditolak oleh berbagai kalangan karena tidak berpihak kepada buruh dan mengancam lingkungan karena terkesan hanya mementingkan investasi saja hingga menimbulkan gelombang demonstrasi diberbagai penjuru negeri, dan saat ini kita juga diterjang oleh rudal musuh yang datang dari negeri nan jauh dengan kekuatan yang begitu luar biasa bahkan hampir seluruh negara didunia takluk dipukul mundur olehnya, sekali ber negara-negara super power dengan berbagai keunggulan dari berbagai aspek terutama kekuatan militernya kewalahan melawan musuh yang satu ini, lantas sebenarnya siapakah dia dan seperti apa wujudnya? Covid-19 atau sering disebut virus corona, inilah yang sekarang menjadi musuh besar berbagai negara didunia tak mempan misil, meriam,hingga rudal, kekuatannya sungguh luar biasa melumpuhkan seluruh aspek kehidupan manusia.

Waktu kini seakan berhenti, seluruh kota dipenjuru dunia tak ayal seperti kota mati, semua orang ketakutan bersembunyi tak berani menantang senyawa yang tak kasat mata layaknya hantu yang bergentayangan. Hal ini sekaligus menjadi sebuah cambukan bagi manusia yang mengeksploitasi alam sesuka hatinya,dan jika ditilik dari kejadian wabah sebelumnya Sars,Flu burung,ebola, semua berasal dari satwa artinya ada hubungan interaksi antara manusia dan non manusia yang seharusnya tak terjadi secara langsung ini dikarenakan ekosistem sudah tak seimbang lagi dan sangat timpang, alam yang seharusnya menjadi tempat tinggal mereka malah sekarang berebut dengan manusia karena hutan yang awalnya hijau oleh pepohonan kini bertransformasi menjadi bangunan beton kehidupan mereka dirampas oleh manusia terutama para borjuasi yang hanya mencari keuntungan semata ,ya tak heran karena kapitalisme sifatnya memang mengeksploitasi hingga muncul sebuah argumentasi bahwasanya kapitalisme akan runtuh, memang realitanya tak sekedar guyonan dan bualan tak bermakna kita lihat sekarang aktivitas produksi berhenti,kegiatan ekonomi hancur lebur dihantam gelombang wabah corona kapitalis seakan luluh lantak tak berdaya oleh alam ,dan mirisnya lagi
ditengah wabah pandemi ada manusia yang tak mempunyai rasa kemanusian bahkan sangat keji memanfaatkan situasi dengan daya modalnya menimbun barang barang yang paling dicari saat pagebluk seperti ini bahkan dari jauh jauh hari, karena sudah memprediksi akan situasi seperti ini,menjual kembali dengan harga tak masuk akal seenak jidat,,,etos bobrok seperti ini banyak terjadi disekitar kita, ini menunjukkan degradasi kemanusiaan dan kapitalis masih bercokol mempertahankan eksistensinya ditengah wabah lihatlah himbauan WFH(Work From Home) siapa yang dapat melakukannya? tentu para kelas menengah keatas dengan finansial yang serba terpenuhi lantas bagaimana dengan para buruh ,tukang ojol,pedagang pasar yang harus tetep bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka melawan ketakutan akan virus corona yang mengintai tanpa pandang bulu, terlihat jelas dua garis sosial di negeri ini masih sangat timpang, bahkan masih juga terdapat manusia super bahlul yang dapat bekerja dari rumah malah digunakan untuk liburan ketempat wisata, geram melihat fenomena seperti ini bukan bersyukur masih bisa bekerja dari rumah malah digunakan jalan jalan seharusnya tutup saja seluruh ruas jalan tol agar orang tak kelayapan kemana-mana yang nantinya akan membuat penyebaran virus ini semakin meluas, fenomena ini terjadi akibat pemikiran masyarakat kita yang terkonstruk bahwa mereka yang berpunya secara finansial dapat membeli nyawa mereka dengan uang seakan tak takut akan betapa kejamnya virus ini ketika sudah menginfeksi manusia,dan sekarang jumlah kasus positive corona semakin hari semakin meningkat mencapai ribuan dan mayoritas yang terjangkit justru mereka yg tergolong kelas menengah keatas apakah mereka tidak menjaga kebersihan?bukankah mereka selalu makan makanan sehat dan kebutuhan selalu tercukupi kenapa orang tak berpunya tidak terjangkit apa mereka kebal virus? bukan ini karena orang kaya lebih mudah mendapatkan akses kesehatan sehingga mudah terdeteksi dan cepat tertangani sedangkan orang miskin sulit mendapatkan akses kesehatan serta kurangnya edukasi juga tidak terjangkaunya tes virus corona secara masal diberbagai penjuru negeri, sehingga menyebabkan lambatnya diagnosa, ini menandakan masih banyak yang belum terdeteksi.

Data yang sekarang tercatat pada pemerintah belum bisa menjadi acuan secara real karena tes belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan pemerintah seharusnya mengutamakan mereka yg miskin secara finansial untuk mendapatkan akses kesehatan karena merekalah yang paling beresiko  terjangkit sebab mobilisasi masyarakat masih tinggi dan hal yang harus dilakukan saat ini untuk menghentikan wabah ini ialah menjalin solidaritas kemanusiaan menghilangkan sifat egosentrisme pribadi dan mengutamakan kepentingan secara kolektif tanpa memikirkan keuntungan semata dan penyadaran(edukasi bagi masyarakat) tentang bagaimana bahayanya wabah ini, pembuatan kebijakan yang sifatnya mengintervensi memang perlu untuk menekan laju penyebaran wabah ini karena kita tahu penyebarannya yang masif dan sangat mudah diperlukan suatu regulasi yang mengatur mobilisasi masyarakat saat ini, dan selanjutnya kita berikan penghargaan serta semangat kepada seluruh tenaga medis yang berjuang digarda terdepan mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan nyawa orang lain tetesan keringat, pengorbanan mereka diabdikan untuk satu rasa kemanusiaan.

Hikmah Dibalik Wabah
Berkaca dari tulisan David Efendi "covid-19 dan jeda untuk iklim" bahwasanya wabah yang saat ini kita hadapi membawa pesan dan nilai-nilai yang membuat kita bermuhasabah sebagai manusia yang tak bisa lepas daripada alam sebab kesemuanya saling berkaitan dan seharusnya membentuk suatu simbiosis mutualisme, tapi apa yang terjadi manusia dengan segala upayanya mengeksploitasi dan membuat bom waktunya sendiri, covid-19 mengajarkan kita untuk berdiam diri dan memberikan jeda sejenak untuk alam memperbaiki dirinya.
Ketika semua aktivitas terhenti,sekolah,pabrik,kantor, dan semua aktivitas yang mempunyai dampak terhadap lingkungan, telah mengurangi pembuangan sampah yang dihasilkan berjuta ton setiap harinya,dan sekarang terbatasnya mobilitas kita juga telah memberikan dampak yang baik untuk atmosfer dimana berkurangnya pembuangan emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan atau mesin pabrik.
Dalam hal spiritual, agama hindu dibali hal seperti ini juga dilakukan ketika perayaan hari raya nyepi yang dimana semua umat hindu berdiam diri dirumah dan mengingat kembali bahwa alam juga butuh waktu merecovery diri,Islam dengan puasa menahan segala bentuk hawa nafsu bertahan dengan keadaan menahan over konsumsi yang dapat menghancurkan,tak rasa semua agama mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan alam, maka dari itu jangan kemudian memandang wabah ini sebagai tokoh antagonis yang keji dan tak ada ampun, tapi kita coba membentuk suatu konstruk pemikiran yang tidak melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja contoh lainnya sekarang kita menjadi sering mengkonsumsi tanaman herbal (empon) yang dijadikan jamu untuk menjaga daya tahan tubuh dimana tanaman ini adalah salah satu kekayaan yang sering kita abaikan, padahal empon-empon mengandung berbagai manfaat yang tidak dimiliki bangsa lain, tapi dalam keseharian kita malah senang mengkonsumsi fastfood serba instan yang memberikan efek buruk terhadap kesehatan dalam jangka panjang.Maka momen inilah yang tepat untuk menunjukkan dan mengepakkan sayap kebangkitan kekayaan alam
yang kita miliki dan seharusnya di kembangkan.

semoga wabah ini cepat berlalu dan memberikan sebuah penyadaran bagi manusia untuk lebih mengedepankan akal sehat dan tak hanya berorientasi terhadap kapital yang eksploitatif, serta kembali mengingat bahwa manusia dan alam merupakan dua hal yang tak bisa dipisahkan, semua memiliki keterkaitan membentuk suatu ekosistem yang harusnya menjalin simbiosis mutualisme.

Billahi fisabililhaq fastabiqulkhairat
Wassalamualikum.wr.wb




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA