JANGAN HANYA DIAM




JANGAN HANYA DIAM
Oleh : MMawan Prayogi Tri Utomo

Awal adalah sebuah akhir dan akhir adalah awal yang baru. Dalam beberapa hal penting bagi setiap individu untuk bertahan. Ketika saya mendengar kata I WILL SURVIVE satu yang terlintas yaitu semangat, semangat seperti apa yang harus saya berikan pada orang yang ada di sekeliling saya. Dalam beberapa novel atau buku perjuangan makna saya harus bertahan ditangapai beragam. contoh dalam buku habis gelap terbitlah terang kartini menyikapi I will survive dengan tak gentar memperjungkan hak kaum perempuan ,sedangkan dalam buku menumbus batas dan sang pemimpi menjeritakan kita harus jadi orang yang mau melewati semua tantangan, dan dibuku 5cm kita selayak manuasia harus penuh pengorbanan untuk mencapai sesuatu. Mungkin banyak kalimat dan sastra yang berisi kalimat I will survive. tapi kalau bagi saya pribadi kalimat ini saya maknai setelah jatuh hanya sedikit kemungkinan untuk bangkit. meski begitu bertahan adalah satu kewajiban bagi manusia karena I will survive bercerita tentang waktu yang di habiskan tidak lah sia-sia lawan dari keputusasaan.


konteksnya pada seorang aktifis organisasi  I WILL SURVIVE kearah totalitas kerja atau yang sering di sebut out ot the box. Beberapa orang yang mengaku seorang organisator memiliki style's narsis dan sok eksis. padahal motivasi aktifis /organisator menurut bambang sujadmiko adalah rasa peduli pada betuk-bentuk rasa pengabdian terutama pada kondisi social. Beberapa kekecewan saat memandang kawasan tempat saya berdiri dikawasan kampus dimana banyak aktifis yang jangankan peduli mereka saja tak bias menunjukan rasa menghargai dirinya sendiri pada kehormatanya sendiri dari keadan yang kurang pantas. Aktifis yang harusnya di isi dengan kegiatan bermanfaat seperti diskusi dan kerja social sekarang malah hanya berisi pelacuran “social media , games, pacaran, sindagurau, mengeritik tanpa tindakan, tidur, karaoke lagu lembek dan kosong makna, dan hal lainnya ”will survive” hanya untuk mengungkapkan rasa sedih kecewa pada kawanya tanpa berkaca pada dirinya. Kondisi dimana aktifis itu tidak ada harganya lagi kompelemen budaya aktifis bergeser kearah pasif/negative, dan aku kecewa pada diriku yang tak bisa mengubahnya.
Ingin bercerita sedikit tentang pengalaman saya akan Rasa pesimis pada mahasiswa itu saya luapkan pada orasi ilmiah yang saya sampaikan pada lomba debat dan orasi di kampus uns kemarin. ketika turun mimbarsaya didekati oleh 2 orang wartawan harian kompas disana saya ditanya “semua itu benar kah menjadi kekecewan atau hanya siasat untuk memenangkan lomba itu ?” sesaat saya berfikir dan saya menjawab “emm..bisajadi, saya mahasiswa! dan berkat hak asasi yang diberikan tuhan saya yakin dan tidak mau menjual idealisme saya untuk sebuah kehormatan “wartawan itu tersenyu dan terus mengorek opini saya sampai diwaktu satu pertanyan tersisa “mas tri adakah sepatah dua patah kata yang akan disampaikan pada teman –teman mahsiswa agar mereka punya impian yang sama seperti anda ?” saya diam dan berfikir cukup lama lalu saya hanya berkata seperti ini “saudaraku sadar itu lebih baik ,tindakan tidak perlu dinilai, hargai dirimu sendiri dengan menghargai orang diseklilingmu,saya percaya padakalian!”.percakapan tadi bisa diliah di Koran harian kompas tgl 22 oktober 2014 yang judulnya “juara-juara lomba debat orasi nasional menangis untuk negri”penulisnya redaksional yudi hermawan
Rasa percaya masih tersisa kaum si anak nakal merah harus bangkit kamu bukan budak kamu seorang pembebas. hari hari berlalu kian cepat! kamu mau berlari tapi lupa pake celana dan baju tidak kah tindakan mu bikin malu, si anak nakal kini jadi anak manja matanya kosong tak bermakna, tapi kita harus percaya si anak nakal punya seribu siasat dan cara kembali membuktikan eksistensinya progersif aktif ,tersistematis dan massif. Salam dan sapa tercurah pada nabi dan rasul tercinta, saya dan teman-teman yang telah menagalkan  jaket merah percaya dan yakin pada perubahan yang kalian bawa. Jaket merah mungkin sudah tergantung di lemari kaca. Tapi hati dan jiwa liar kami masih tersisa, bunga melati mulai layu dan tak sesemerbak dulu tapi benih baru mulai tumbuh pesan sang surya rawat lah dan jaga mereka karena pena emas tiadak boleh berhenti menulis sejarah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA