Dampak Adopsi Pembayaran Digital Terhadap Perilaku Belanja Konsumen Dan Pendapatan Umkm Di Kota Surakarta

 Oleh: Farasyifa Mutiara Khansa1*, Nelan Sri Utami², Harita Aqilatun Nufus3, Amanda Fazakaila Aryani4, Syaban Al Musyaffa Ibnu Ahmad5

1,2,3,4,5 Universitas Muhammadiyah Surakarta

E-mail Correspondence: b100220090@student.ums.ac.id

Abstract

This study aims to analyze the effect of customer satisfaction on the increase in the number of customers among Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) that have adopted digital payment systems in Surakarta City. The background of this research lies in the growing use of digital payment services among consumers and their crucial role in supporting the digital transformation of MSME business operations. This study employed a mixed-method approach that combined quantitative and qualitative analyses. The quantitative data were collected through questionnaires, while qualitative insights were obtained through in-depth interviews. The sampling technique used was purposive sampling, involving 45 MSME owners who have implemented digital payment systems. Data analysis was conducted using simple linear regression with the assistance of SPSS software. The results revealed that customer satisfaction has a positive and significant effect on the increase in the number of customers, with a coefficient value of 0.555 and a significance level of 0.001. The Adjusted R² value of 0.504 indicates that 50.4% of the variation in the number of customers can be explained by customer satisfaction, while the remaining 49.6% is influenced by other factors not examined in this study. Customer satisfaction was found to arise from transaction convenience, service speed, and the perceived security of digital payment systems. These findings provide practical implications for MSME owners to improve digital service quality and for policymakers to enhance digital literacy and promote the broader adoption of digital payment systems

Keywords: digital payment, customer satisfaction, number of customers, consumer behavior, MSMEs


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap peningkatan jumlah pelanggan pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menggunakan sistem pembayaran digital di Kota Surakarta. Latar belakang penelitian ini didasari oleh meningkatnya penggunaan layanan digital payment di kalangan masyarakat serta peran pentingnya dalam mendukung transformasi bisnis UMKM. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed method) dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner dan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 45 pelaku UMKM yang telah menerapkan sistem pembayaran digital. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier sederhana melalui bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah pelanggan, dengan nilai koefisien sebesar 0,555 dan signifikansi sebesar 0,001. Nilai Adjusted R² sebesar 0,504 mengindikasikan bahwa 50,4% variasi perubahan jumlah pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel kepuasan konsumen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Penelitian ini juga menemukan bahwa kepuasan konsumen muncul melalui kemudahan transaksi, kecepatan pelayanan, dan rasa aman dalam menggunakan sistem pembayaran digital. Hasil ini memberikan implikasi praktis bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas layanan berbasis digital, serta bagi pemerintah dalam mendorong literasi dan adopsi pembayaran digital secara lebih luas.

Kata Kunci: pembayaran digital, kepuasan konsumen, jumlah pelanggan, perilaku belanja, UMKM


PENDAHULUAN 

Kemajuan teknologi yang pesat tidak hanya memudahkan kehidupan sehari hari, tetapi juga membantu kegiatan ekonomi para wirausahawan. Salah satu manfaat utama yang dirasakan adalah kemudahan mendapatkan pengetahuan penting untuk operasional bisnis. Ketersediaan internet sebagai sumber informasi dan sarana komunikasi terpercaya merupakan faktor utama yang mendukung ekspansi ini. Karena memberikan jangkauan yang luas kepada pelanggan dan menyederhanakan penyebaran informasi demi kesuksesan perusahaan, internet memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemasaran produk dan layanan. Globalisasi, yang digambarkan sebagai upaya untuk menghubungkan masyarakat dunia dalam berbagai bidang kehidupan termasuk budaya, ekonomi, politik, teknologi, dan lingkungan (Petrus Suhardi Ekaputra et al., 2024). Khususnya di bidang perdagangan dan ekonomi, globalisasi sangat memengaruhi kehidupan Masyarakat. 

Salah satu inovasi ekonomi modern adalah pembayaran non-tunai, yang menggantikan pembayaran tunai konvensional. Meskipun pembayaran non tunai telah ada selama bertahun tahun, bentuk digital dan berbasis kartu sekarang menjadi cukup populer (Suarantalla et al., 2023). Di Indonesia, teknik pembayaran digital non-tunai mencakup berbagai instrumen termasuk kartu kredit, kartu debit, uang elektronik, dompet elektronik, perbankan seluler, dan perbankan internet atau perbankan online. Karena kemampuannya untuk menyederhanakan beberapa transaksi keuangan termasuk belanja online, daya bayar, membeli makanan, menggunakan transportasi, dan menggunakan layanan, metode non tunai semakin popular perbankan digital lain (Bagraff & Riyanto, 2024). Menurut laporan Ipsos dalam Evolusi Industri Dompet Digital, data mengungkapkan bahwa Gen Z 35% untuk pembelian makanan dan minuman online mendominasi transaksi non tunai. Dengan manajemen keuangan yang tidak terlalu baik, ini menggambarkan pola pengeluaran yang lebih konsumeristik (Agustina, 2019).

Salah satu pengguna dan penggerak utama sistem transaksi non tunai adalah Generasi Z, kelompok usia muda yang sangat memanfaatkan teknologi. Namun , hal ini seringkali menyebabkan pengelolaan keuangan yang buruk dan kecenderungan untuk berbelanja secara berlebihan (Hawu et al., 2022). Perilaku konsumtif menyebabkan beberapa kesulitan keuangan, termasuk rendahnya tabungan, investasi , dana darurat , dan perencanaan masa depan (Oktaviani et al., 2023). Di kalangan mahasiswa yang kerap terpapar gaya hidup digital dan teknologi finansial (fintech) yang mempermudah transaksi impulsif, fenomena ini menjadi semakin signifikan . Sebagai salah satu universitas swasta terkemuka di Indonesia, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dari Generasi Z berisiko terkena dampak serupa karena perilaku tidak produktif dapat memengaruhi tingkat konsumsi mereka secara signifikan .

Transformasi digital kini menjadi penyebab utama perubahan tingkah laku ekonomi masyarakat, terutama dalam aspek transaksi keuangan. Salah satu manifestasi dari transformasi ini adalah meningkatnya penggunaan metode pembayaran digital seperti QR Code Indonesian Standard (QRIS), dompet elektronik, perbankan mobile, dan aplikasi fintech lainnya yang berkembang cepat di Indonesia (Aryawati et al., 2022). Pemerintah melalui Bank Indonesia secara aktif mendukung pengembangan sistem pembayaran digital guna memperkuat ekonomi yang inklusif, efisien, dan kompetitif. Kota Surakarta, sebagai pusat kebudayaan sekaligus tempat berkembangnya UMKM, juga tidak ketinggalan dalam merasakan arus digitalisasi ini (Rahmawati & Arfiansyah, 2024).


UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Kota Surakarta memainkan peran penting dalam ekonomi setempat. Dengan jumlah pelaku yang banyak dan berbagai sektor yang terlibat, UMKM berfungsi sebagai penggerak utama dalam penyediaan lapangan kerja dan penyokong konsumsi domestik. Meski begitu, dalam menghadapi era digital, tidak semua UMKM memiliki tingkat kesiapan dan pemahaman yang sama mengenai teknologi pembayaran digital. Di sisi lain, perilaku belanja konsumen pun mengalami perubahan seiring dengan kemudahan dan kecepatan transaksi nontunai yang tersedia (Lestari et al., 2021).

Berdasarkan latar belakang mereka, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana perilaku non-tunai memengaruhi jumlah konsumsi mahasiswa UMS. Penelitian ini diharapkan dapat membantu kita memahami lebih baik hubungan antara penggunaan teknologi pembayaran non- tunai, pola pengeluaran, dan dampaknya terhadap literasi keuangan di kalangan milenial.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menerapkan metode campuran (mixed method) dengan mengombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara saling melengkapi. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh data numerik yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang dipilih berdasarkan teknik sampling tertentu. Sementara itu, pendekatan kualitatif dimanfaatkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena penelitian melalui wawancara mendalam, observasi, serta analisis dokumen yang relevan. Penggunaan metode campuran ini didasari pada pertimbangan bahwa sinergi antara kedua pendekatan tersebut dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam, di mana data kuantitatif menjelaskan tren umum, sedangkan data kualitatif menambah interpretasi dengan konteks dan makna yang lebih relevan.

Dikarenakan jumlah populasi belum diketahui maka perhitungan yang digunakan untuk mengetahui jumlah minimal sampel adalah dengan metode Malhotra. Menurut perhitungan Malhotra jumlah sampel harus lebih besar lima kali dari jumlah pertanyaan. Dalam penelitian ini terdapat 9 indikator pertanyaan yang setelahnya jumlah indikator tersebut dikalikan dengan 5 untuk memperoleh minimal sampel yang dibutuhkan yaitu sebanyak 45 responden. Sampel diambil secara purposive sampling, yaitu responden pelaku UMKM yang telah, sedang, atau berencana menggunakan pembayaran digital di wilayah Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Data bersifat primer, dikumpulkan langsung dari responden melalui kuesioner terstruktur. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner merupakan sebuah instrumen riset yang terdiri beberapa pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden. Sebaran kuesioner dilakukan secara langsung atau lewat platform digital (Google Forms, WhatsApp), dilakukan selama 1–2 bulan dengan bantuan para pelaku UMKM Kota Surakarta. Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur persepsi serta sikap seorang responden tentang variabel yang dibawa peneliti. Skala likert dikatakan interval jika pernyataan “sangat setuju” memiliki tingkat yang “lebih tinggi”. Adapun jawaban responden berdasarkan pilihan dari “sangat setuju” hingga “ sangat tidak setuju”, kemudian Data dioleh dengan software SPPS.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Hasil dari analisis regresi sederhana mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap variasi jumlah pelanggan. Dari pengujian normalitas residual menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,657, yang lebih tinggi dari tingkat signifikansi 0,05. Ini menunjukkan bahwa data residual mengikuti distribusi normal, sehingga model regresi memenuhi asumsi klasik dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Pada hasil uji F diperoleh nilai Sig. sebesar 0,001 (< 0,05) yang berarti model regresi secara simultan signifikan. Dengan demikian, model ini dapat digunakan untuk memprediksi perubahan jumlah pelanggan berdasarkan tingkat kepuasan konsumen. Hasil uji t menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,001 (< 0,05) dengan koefisien regresi positif sebesar 0,555, yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan pada kepuasan konsumen akan meningkatkan perubahan jumlah pelanggan sebesar 0,555 satuan. Hal ini membuktikan bahwa kepuasan konsumen secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan jumlah pelanggan.

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,504 mengindikasikan bahwa variabel kepuasan konsumen mampu menjelaskan 50,4% variasi perubahan jumlah pelanggan, sedangkan 49,6% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian, seperti harga, promosi, kualitas produk, dan lokasi usaha. Adapun persamaan regresi yang terbentuk adalah:

Y = 2,026 + 0,555X.

Artinya, apabila kepuasan konsumen meningkat sebesar satu satuan, maka perubahan jumlah pelanggan juga akan meningkat sebesar 0,555 satuan, dengan asumsi variabel lain konstan. Hasil ini sejalan dengan teori kepuasan konsumen yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan yang tinggi mendorong loyalitas dan peningkatan jumlah pelanggan. Semakin baik pengalaman dan kepuasan konsumen terhadap produk maupun layanan, maka semakin besar kemungkinan mereka untuk melakukan pembelian ulang serta merekomendasikan kepada konsumen lain (Ronasih & Widhiastuti, 2021). 

UMKM perlu fokus pada aspek pengalaman pengguna pembayaran digital: memastikan metode pembayaran terintegrasi (QRIS/e-wallet), memberikan bukti transaksi yang rapi, pelatihan karyawan terhadap penggunaan platform, dan menonjolkan fitur non-tunai sebagai keunggulan (mis. diskon cashback, kemudahan retur). Selain itu, UMKM sebaiknya mengombinasikan promosi digital dan peningkatan kualitas produk agar efek kepuasan terhadap jumlah pelanggan lebih maksimal. Pemerintah daerah dan bank/penyedia layanan pembayaran dapat mendorong pelatihan literasi digital untuk pelaku UMKM dan menyubsidi biaya integrasi QRIS di awal. Infrastruktur (konektivitas internet) juga penting untuk meminimalkan hambatan adopsi.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknologi digital telah menjadi faktor penting dalam mengubah pola transaksi ekonomi masyarakat, khususnya melalui penggunaan sistem pembayaran digital seperti QRIS, e-wallet, dan mobile banking. Inovasi ini tidak hanya mempermudah proses transaksi, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi konsumen. Kemudahan akses terhadap sistem pembayaran digital mendorong perilaku belanja yang lebih praktis dan cepat, serta menumbuhkan perilaku konsumtif di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Bagi pelaku UMKM, penerapan sistem pembayaran digital membuka peluang untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan volume penjualan, dan memperkuat hubungan dengan pelanggan melalui peningkatan kepuasan konsumen.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan jumlah pelanggan dan pertumbuhan usaha. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pengalaman pelanggan dalam menggunakan layanan pembayaran digital, semakin besar pula dampaknya terhadap loyalitas dan keputusan pembelian ulang. Namun, penerapan teknologi digital dalam sektor UMKM masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan literasi digital, kesiapan infrastruktur, dan adaptasi terhadap perubahan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan institusi pendidikan, untuk memperkuat inklusi keuangan digital yang berkelanjutan. Dengan sinergi tersebut, diharapkan ekosistem ekonomi digital di Kota Surakarta dapat berkembang secara sehat, inklusif, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


DAFTAR RUJUKAN 

Agustina, N. laras. (2019). No Titיליle. ペインクリニック学会治療指針2, 1–9. https://doi.org/https://doi.org/10.18592/taradhi.v15i2.14543

Aryawati, N. P. A., Mahardika, I. M. N. O., & Wibawa, I. G. J. S. (2022). Persepsi Pengguna QRIS Pada UMKM Di Kota Mataram. Guna Sewaka, 1(2), 35–44. https://doi.org/10.53977/jgs.v1i2.668

Bagraff, H. A., & Riyanto, A. R. (2024). Dampak Transaksi Non-Tunai terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Perspektif Fiqih Muamalah. Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi. Jurnal Muslim Heritage, 9(2).

Hawu, L. W., Ratu, M., & W. Ballo, F. (2022). Implementasi Transaksi Non Tunai Qris Di Desa Detusoko Barat Kabupaten Ende. Research Journal of Accounting and Business Management, 6(2), 203. https://doi.org/10.31293/rjabm.v6i2.6655

Lestari, R. I., Santoso, D., & Indarto, I. (2021). Meningkatkan literasi keuangan digital pada pelaku UMKM melalui sosialisasi gerakan nasional non-tunai. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 4(3), 378. https://doi.org/10.33474/jipemas.v4i3.10947

Oktaviani, M., Oktaria, M., Alexandro, R., Eriawaty, E., & Rahman, R. (2023). Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif Generasi Z pada Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 9(2), 136–145. https://doi.org/10.23887/jiis.v9i2.68587

Petrus Suhardi Ekaputra, Fitri Ciptosari, & Tedy Halim. (2024). Adopsi Teknologi Pembayaran Digital QRIS di Kalangan UMKM Labuan Bajo: Tantangan dan Peluang. Jurnal Akademisi Vokasi, 3(2), 1–13. https://doi.org/10.63604/javok.v3i2.138

Rahmawati, S., & Arfiansyah, M. A. (2024). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penggunaan QRIS Pada UMKM Kota Surakarta. Mbia, 22(3), 435–449. https://doi.org/10.33557/mbia.v22i3.2663

Ronasih, M. Y., & Widhiastuti, H. (2021). Kualitas Pelayanan, Faktor Emosional dan Persepsi Harga terhadap Loyalitas Konsumen melalui Kepuasan Konsumen. PHILANTHROPY: Journal of Psychology, 5(1), 109. https://doi.org/10.26623/philanthropy.v5i1.3303

Suarantalla, R., Aliyah, J., & Tryana, A. L. (2023). Melangkah ke Era Digital: Sosialisasi Literasi Keuangan untuk Transaksi Non Tunai. Parta: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 82–89. https://doi.org/10.38043/parta.v4i1.4417


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA

Kaderisasi Bukan Romansa, Melainkan Rasa yang Harus Dijaga

CEPAT SEMBUH, NEGARAKU