“Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan”

 Pepatah yang sejak dahulu ada itu menggambarkan kehidupan yang kita lalui hingga saat ini. Betapa banyak orang yang bersuara lantang, tetapi tidak memiliki isi dan juga banyak orang yang cenderung diam, tetapi ketika ia berbicara akan banyak orang yang mangikutinya. Orang-orang yang banyak bicara bukan karena ia benar-benar mengetahui sesuatu, tetapi cenderung ingin mendapatkan pengakuan, perhatian, dan penerimaan di lingkungannya. Sebaliknya, orang yang jarang bicara adalah orang yang memiliki pendiriian yang kuat dan pribadi yang matang. 

 

“Orang yang seperti itu memilikki makna di setiap kata-kata yang diucapkannya 

 

Orang yang jarang bicara juga selalu memiliki pola pikir utuh karena biasanya ia akan memikirkan sesuatu sebelum akhirnya berbicara. Begitu pula tentang perasaan, mereka akan benar-benar berhati-hati untuk membicarakan tentang perasaan, mereka akan berpikir apakah nanti yang diucapkan akan menyinggung perasaan oranglain atau tidak. Hal tersebut berkebalikan dengan orang yang banyak bicara. 

Jika kita termasuk dalam kelompok orang yang jarang bicara seperti itu artinya kita juga memiliki pola serupa sehingga kita akan berhati-hati dalam berbicara. Tentu kita juga akan lebih cepat memahami keadaan karena kita lebih banyak diam dan mendengarkan daripada ikut bicara hingga makin bising. Seperti yang kita ceritakan sebelumnya bahwa 

 

“Orang yang diam dan mengamati adalah seseorang yang berbahaya 

                  -mungkin seperti itulah maksudnya- 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA

Kenaikan PPN : Antara Kebutuhan Pemerintah dan Penderitaan Rakyat

Kaderisasi Bukan Romansa, Melainkan Rasa yang Harus Dijaga