Puisi - Tak Kurayakan

 Tak Kurayakan

Karya: Teguh Jairyanur Akbar


Tidak ada perayaan hari ini

Tidak ada keraguan untuk memaki hari-hari ini

Tidak ada suka hanya duka

Tidak ada kemenangan hanya kemalangan dan kesengsaraan


          SEPTEMBER itu;  GELAP
                                          HITAM
                                          SURAM

bulan yang penuh catatan merah, kerusakan, kehancuran, gelimpangan mayat, dan tumpahan darah.

bulan yang mengukir ragam peristiwa tragedi [...] "ini ironi" kataku, "ini demi negeri" kata penguasa.

bangsat... bangsat... bangsat...


tangisan pecah atas kehilangan,

rintihan getir atas ketidakadilan,

jeritan pekik atas kesewenang-wenangan.


tanpa belas kasih;

mereka rampas hak kami,

mereka renggut kepemilikan kami,

mereka ranggas segala pengharapan kami,

mereka membabi buta menggusur rumah-rumah kami, mengeruk hasil bumi kami, mengambil tanah-tanah kami, dan...

kami dilarang bertahan, dilarang melawan, dilarang bersuara, dilarang melihat dan merasa... kami dipaksa memaknai hidup sebagai takdir yang tragis dan mengenaskan.

kami, ditelantarkan dinegeri kami sendiri.


lalu bagaimana mungkin aku menyatakan perayaan atas hari dan bulan ini.

aku tidak bisa melakukannya, hatiku menolaknya... karena;

aku terluka ketika teringatku saudaraku menderita...

aku menderita ketika teringatku saudarku sengasara...

aku sengsara ketika aku sadar 'aku belum memperjuangkan kemerdekaan bagi mereka'.


—Seorangremaja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA