Puisi - Tak Kurayakan
Tak Kurayakan
Karya: Teguh Jairyanur Akbar
Tidak ada perayaan hari ini
Tidak ada keraguan untuk memaki hari-hari ini
Tidak ada suka hanya duka
Tidak ada kemenangan hanya kemalangan dan kesengsaraan
HITAM
SURAM
bulan yang penuh catatan merah, kerusakan, kehancuran, gelimpangan mayat, dan tumpahan darah.
bulan yang mengukir ragam peristiwa tragedi [...] "ini ironi" kataku, "ini demi negeri" kata penguasa.
bangsat... bangsat... bangsat...
tangisan pecah atas kehilangan,
rintihan getir atas ketidakadilan,
jeritan pekik atas kesewenang-wenangan.
tanpa belas kasih;
mereka rampas hak kami,
mereka renggut kepemilikan kami,
mereka ranggas segala pengharapan kami,
mereka membabi buta menggusur rumah-rumah kami, mengeruk hasil bumi kami, mengambil tanah-tanah kami, dan...
kami dilarang bertahan, dilarang melawan, dilarang bersuara, dilarang melihat dan merasa... kami dipaksa memaknai hidup sebagai takdir yang tragis dan mengenaskan.
kami, ditelantarkan dinegeri kami sendiri.
lalu bagaimana mungkin aku menyatakan perayaan atas hari dan bulan ini.
aku tidak bisa melakukannya, hatiku menolaknya... karena;
aku terluka ketika teringatku saudaraku menderita...
aku menderita ketika teringatku saudarku sengasara...
aku sengsara ketika aku sadar 'aku belum memperjuangkan kemerdekaan bagi mereka'.
—Seorangremaja
Komentar
Posting Komentar
Wajib komentaar, neng ojo saru-saru.