Juara 1 Lomba Menulis Artikel_Peran Perempuan Ditengah Pandemi_IMMawati Sherly Nur Oktavia (Anggota Bidang RPK PK IMM Moh. Hatta 2019)


“ Perempuan dan Sang Garda Pelindung Masa Depan “

            Virus Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan virus corona telah menjadi sosok “monster “ yang mengancam seluruh dunia, termasuk Indonesia. Virus ini menyerang saluran pernapasan dan mampu membunuh korbannya dalam hitungan hari . Banyak korban berjatuhan dan ribuan nyawa melayang karena serangan virus berbahaya ini.  Virus corona pertama kali muncul di kota Wuhan ,China dan telah membunuh lebih dari 400.000 nyawa sejak pertama kali kemunculannya. Kemunculan virus ini pun menjadi suatu konspirasi besar dunia bahkan banyak pendapat yang mengatakan bahwa virus ini merupakan suatu senjata biologis yang sengaja dibuat oleh elit tertentu. Terlepas dari banyaknya konspirasi yang muncul, keberadaan virus ini telah berhasil mengubah banyak aspek dan tatanan kehidupan  masyarakat dunia dalam berbagai bidang dan elemen masyarakat.
            Penyebaran virus covid-19 yang semakin meluas menjadikan kesehatan sebagai titik utama kehidupan. Jutaan tenaga medis , ribuan rumah sakit, ratusan laboratorium pengujian di dunia dikerahkan untuk menyelamatkan para pasien positif covid-19. Puluhan penelitian dilakukan untuk menemukan vaksin yang mampu menghentikan penyebaran virus ini. Berbagai alat kesehatan  dan alat pelindung diri digunakan para garda terdepan guna melindungi diri dari penularan saat merawat pasien. Namun , tak jarang bahkan banyak ditemukan tenaga medis yang gugur dalam menyelesaikan tugasnya , tak hanya laki-laki tetapi dalam hal ini  juga para perempuan. Para perempuan yang menjadi pejuang emansipasi dan kartini masa kini ditengah pandemic.
            Membahas mengenai perempuan, sosok perempuan merupakan ciptaan tuhan yang paling intim dan memiliki banyak tafsiran pada otak manusia. Perempuan seringkali dianggap sebagai sosok pemanis dalam kehidupan laki- laki yang memiliki kewajiban sebagai pemuas nafsu dan gairah laki-laki semata. Tak hanya itu, perempuan juga dianggap sebagai seonggok daging yang hanya mampu menggantungkan hidupnya pada laki-laki tanpa mampu memberikan kebermanfaatan lebih. Dalam kehidupan sehari-hari juga masih banyak ditemukan anggapan dari masyarakat khususnya di wilayah pedesaan yang menganggap bahwa perempuan hanya sebagai “konco wingking” atau “teman dibagian belakang “ bagi laki – laki. “Konco wingking” ini diartikan bahwa seorang perempuan dalam hidupnya hanya memiliki 3 tugas yaitu  macak ( berdandan ) untuk menyenangkan suaminya dengan berpenampilan menarik, manak ( melahirkan ) anak sebagai bentuk pengabdian pada suami dan seringkali dikaitkan dengan bentuk penganugrahan dari tuhan, kemudian yang terakhir adalah masak ( memasak) sebagai bentuk pengabdian istri pada suami.
             Anggapan- anggapan dan tafsiran asumtif mengenai peran perempuan tersebut kini terbantahkan ditengah maraknya wabah pandemic yang melanda dunia saat ini. Di era pandemic ini perempuan-perempuan muncul menjadi sosok “superwomen” yang mampu menunjukkan peran nyatanya dan tidak hanya berkiblat pada kalimat “perempuan hanya berperan sebagai konco wingking bagi laki-laki” saja tetapi lebih dari itu. Kini perempuan memiliki peran besar yang nyata dan dibuktikan dengan banyaknya perempuan yang ikut berjuang dalam menangani ratusan ribu kasus pasien positif covid-19 diberbagai negara. Mereka adalah sosok pemberontak yang mampu mengubah tafsiran rendah mengenai perempuan menjadi sebuah pujian dan lambungan kebanggaan sebagai perempuan. Mereka adalah orang-orang yang mampu membuktikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kesejajaran kedudukan serta mampu melakukan hal yang memiliki kebermanfaatan bagi orang banyak dan umat.
            Peran perempuan diera pandemic tidak hanya sebagai bagian dari tenaga medis yang berperan secara langsung dalam penanganan pasien positif covid saja, tetapi ia juga berperan sebagai perawat dan pelindung bagi keluarganya. Sosok perempuan apalagi seorang istri merupakan tiang utama dalam sebuah keluarga yang mampu mencegah dan menghentikan penyebaran covid – 19 dilingkungan keluarga . Sosok perempuan dalam keluarga harus mampu memastikan bahwa semua keluarganya tetap berada dirumah dengan suasana yang nyaman dan tidak membosankan selama masa PSBB atau pengadaan status KLB daerah. Selain itu , seorang perempuan terutama istri harus mampu menyajikan  menu- menu bergizi seimbang yang mampu menunjang daya tahan tubuh keluarga diera pandemic, sehingga keluarga memiliki sistem imunitas yang cukup kuat dan mampu memperkecil angka penularan. Seorang perempuan juga berperan sebagai pengendali  dan penegak protocol kesehatan bagi keluarganya saat akan keluar rumah yaitu dengan selalu menerapkan aturan penggunaan masker saat bepergian, menjaga jarak dikeramaian serta ajakan untuk senantiasa mencuci tangan setelah beraktivitas.
Selain sebagai perawat dan pelindung bagi keluarga , perempuan juga memiliki peran sebagai tenaga pendidik bagi anak-anaknya. Dalam masa pandemic kegiatan belajar mengajar yang biasanya diselenggarakan di sekolah dialihkan menjadi sistem pembelajaran secara online dirumah masing-masing. Pada saat inilah peran perempuan sebagai madrasah bagi anak-anaknya diuji sejauh mana kemampuannya dalam membimbing dan mendidik anaknya dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Peran sebagai tenaga pendidik ini tidak hanya sebatas menyelesaikan tugas – tugas sekolah saja melainkan juga disertai dengan pemberian pendidikan moral dan akhlak bagi anak. Pengajaran yang diberikan harus sesuai dengan tingkat usia anak serta mampu melatih psikis dan emosional anak. Disisi lain , peran sebagai tenaga pendidik ini juga akan menimbulkan keterikatan hubungan yang lebih kuat antara ibu dan anak.
Kini dapat dilihat bahwa sosok perempuan telah menjelma  menjadi “super women” yang mampu melakukan berbagai peran sekaligus dalam menangani era pandemic ini. Mereka bukanlah sosok yang lemah, bukan sosok yang ringkih apalagi hanya sebagai konco wingking bagi laki- laki, tetapi mereka adalah sosok yang kuat dan lebih hebat dari apa yang dibayangkan. Perempuan kini beralih menjadi sosok yang  aktif sebagai garda pelindung, perawat , penolong dan penyokong bagi kehidupan masa depan umat . Mereka adalah pejuang yang rela berkorban, rela bertaruh nyawa dan rindu, serta pejuang yang ikhlas gugur demi menjaga keberlangsungan umat lainnya. Mereka adalah sosok yang pantang menyerah, penuh sabar dan ikhlas dalam mebimbing , mendidik dan merawat anak serta keluarga. Mereka bukan saja hebat tetapi mereka luar biasa,  mereka bukan hanya sebagai bentuk nyata emansipasi tetapi sebagai aktualisasi empati dari hati.

Oleh: Serly Nur Oktavia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA