Juara 2 Lomba Menulis_Nominasi Artikel_ Wiwid Setyowati_PK IMM Moh. Hatta FEB UMS

KARTINI DI TENGAH PANDEMI
“Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi. Bermimpilah selama engkau masih dapat bermimpi” 
-RA Kartini.
Oleh : Wiwid Setyowati (PK IMM Moh. Hatta FEB UMS)


Selayang Pandang Tentang Kartini
Siapa yang tidak kenal dengan Kartini, tentunya tak asing lagi ditelinga. Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879, yang kemudian hari lahir ini dinisbatkan sebagai Hari Kartini yang umumnya diperingati oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghormati atas jasa Beliau. Kartini lahir ditengah – tengah keluarga bangsawan Jawa. Sehingga Beliau memperoleh gelar RA yang artinya Raden Ajeng, kemudian setelah menikah namanya menjadi Raden Ayu.
Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Beliau merupakan seorang yang terpandang disebabkan posisinya sebagai Bupati Jepara. Ibunya bernama M.A Ngasirah. Beliau merupakan putri Kyai atau guru agama di Telukawur, Kota Jepara. Kartini merupakan anak kelima dari sebelas saudara tiri maupun kandung. Sedangkan di saudara kandungnya Kartini merupakan putri tertua.
Kartini menikah dengan Bupati Rembang yaitu K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Dari pernikahan inilah Kartini dikaruniai seorang putra bernama Soesalit Djojoadiningrat pada tangga 13 September 1904. Setelah empat hari melahirkan, yang pada saat itu Kartini berusia 25 tahun, Kartini meninggal dunia. Beliau di makamkan di Desa Bulu, Rembang.
            RA Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 2 Mei 1964 oleh Presiden Soekarno lewat Keputusan Presiden No. 108 tahun 1964.

Sepak Terjang Kartini dalam Dunia  Pendidikan
Kartini sangat antusias dengan pendudukan maupun ilmu pengetahuan. Kartini gemar membaca dan menulis. Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagre School) hingga beliau berusia 12 tahun, disini lah Kartini belajar Bahasa Belanda. Dalam sejarahnya Kartini pernah berkirim surat dengan Mr. J. H Abendanon untuk pengajuan beasiswa Negeri Belanda, namun semua itu tidak terwujud dikarekan Kartini menikah.
Namun, perjuangan Beliau tidak putus sampai disitu, beruntung Kartini memiliki seorang suami yang mendikung cita – cita nya untuk memperjuangkan pendidikan dan martabat kaum perempuan. Mualai dari sinilah Kartini memperjuangkan untuk mendirikan Sekolah Kartini pada tahun 1912 di Semarang.

Karya – Karya Kartini
1.      Habis Gelap Terbitlah Terang “Door Duisternis Tot Licht”
Diterbitkan oleh Balai Pustaka, Armijn Panee salah seorang sastrawan sebagai penerjemah surat – surat Kartini.
2.      Panggil Aku Kartini Saja
Karya “Pramoedya Ananta Toer”
3.      Aku Mau….
Feminisme dan Nasionalisme
Kumpulan Surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903.

Kartini dan Emansipasi
Rasanya ketika mendengar kata “Kartini”  hal pertama yang di ingat adalah emansipasi, lantas apakah yang dimaksud dengan emansipasi sendiri?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia emansipasi berarti persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria). Kemudian emansipasi wanita diartikan proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.
Emansipasi wanita juga dapat diartikan sebagai suatu hal berkaitan dengan bagaimana wanita dapat mengembangkan sekaigus memajukan dirinya tanpa kehilangan jati dirinya sebagai perempuan. Kartini masa kini harus pandai dan kritis terhadap berbagai perubahan dan tantangan yang ada. Peka terhadap isu-isu yang ada dan tentunya melakukan amar makruf nahi munkar. Emansipasi dapat diwujudkan dengan cara  sederhana seperti menjadi agent of change di lingkup kecil yang dapat menggerakan lingkungan tersebut. Membantu orang yang mengalami kesulitan, membantu dalam hal pikiran, tenaga, ekonomi, dan lain sebagainya.

Kartini di Tengah Pandemi Covid-19
Baru – baru ini dunia di buat was -was dan geger dengan Covid-19, lantas apakah sebenarnya covid-19 itu?
Civid-19 merupakan penyakit pandemic menular secara meluas dan mendunia, yang disebabkan oleh oleh jenis corona virus yang baru ditemukan. Virus baru ini sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

1.      Apakah Covid-19 merupakan Ujian?
 Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-‘Ankabut :2 . Barang kali situasi saat ini merupakan cara Allah menegur hambaNya yang mulai jauh dari Nya.

2.      Untuk apakah ujian?
Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim, bahkan sekedar duri yang menusuknya sekalipun, melainkan Allah akan menghapus kesalahannya”.
(HR. Bukhari no.5640 dan Muslim 2572).

3.      Ternyata situasi ini pernah di alami Nabi
Pada masa Rasulullah SAW pernah terjadi kusta dan masa sahabat Umar bin Khatab penyakit ini dinamai wabag Tha’un Amwa. Kemudian Nabi dan sahabat melakukan lockdown.
“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).

Pesan Teruntuk Kartiniku
Menemukan kembali kartini dalam kondisi pandemi covid-19 ini adalah suatu kebersyukuran bagi saya.  Ternyata saya masih dapat bertemu dengan mereka kartini-kartini yang abadi, mungkin memang tak pernah dipertemukan dengan sosok R.A. Kartini dimasa lampau silam, tapi kini dipertemukan dengan perjuangannya yang dikenang dan terus mengabadi ditubuh kartini-kartini penerus perjuangan disetiap zaman, pembebasan terhadap suatu ketertindasan, empati terhadap hak-hak yang belum terpenuhi. perempuan-perempuan yang masih dan terus mengabdi pada negri dan kemanusiaan, para dokter wanita, aktifis keperempuanan, polisi, relawan dan semua wanita yang masih berjuang pun yang melalui tulisan-tulisan dan content-content positif. Permohonan maaf saya apabila hanya mampu berjuang lewat tulisan saja ditengah pandemi covid-19 ini, dan rasa terima kasih kepada mu kartiniku, karenamu masih banyak wanita-wanita yang hidup dan tak mudah menyerah atas kondisi yang menimpanya. Bukan hanya mereka yang memiliki gelar-gelar tinggi, wanita-wanita yang masih dipinggir jalan didepan ATM, atau supermarket demi mengharap kerelaan hati orang-orang yang melihatnya dan berharap masih dapat makan hari itu, pernah mencoba saya untuk memberikan sebungkus nasi pada mereka, sayangnya saat itu tak ku temui. Tolong jaga mereka siapapun yang melihatnya, mereka sangat rawan terkena virus covid-19 ini, semoga kalian baik-baik saja kartini-kartiniku pun ditengah pandemi covid-19 dan ramadhan karim tahun ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA