Perjuangan Kita


Setiap organisasi dengan ragam segmentasi memiliki suatu instrumen pengambilan keputusan kolektif dan dijadikan sebagai suatu bentuk pelegalan kekuasaan. Keputusan kolektif itu disebut sebagai kongres, musyawarah tertinggi atau dalam IMM dikenal dengan istilah “Muktamar”.
                Dalam muktamar itulah dibahas suatu konsepsi tentang agenda perubahan terkait kampus dan Indonesia sebagai suatu komunitas berkemajuan. Pandangan-pandangan yang revolusioner dan berakar, terukur dan terarah digagas dalam forum ini. Maka menjadi ideal jikalau muktamar dijadikan sebagai Darul Aqobah bagi kader ikatan dalam menggagas suatu komunitas ideal.
                Sewajarnya segala ekses yang merintangi jalan Ikatan dalam mewujudkan forum muktamar ideal haruslah dihilangkan. Salahsatunya politik transaksional sebagai baju dan cekokan uang sebagai parfume-nya. Kita sebagai kader ikatan yang profetis itu harus mengutamakan politik nilai, suatu al-hikmat as-siyasah (Imam Al-mawardi; Al-Ahkam As-sulthaniyah) yang memang sesuai dengan apa yang telah dijabarkan K.H Ahmad Dahlan.Jika dalam proses perumusannya saja sudah dibangun atas dasar kepentingan duniawi (harta, tahta dan seks) maka untuk selanjutnya terkait konsepsi, pola kebijakan hingga struktur paling dalam Ikatan yakni ranah perkaderan pun akan keropos dan hancur.
Kita tidak akan berbicara terkait perubahan bangsa dan umat. Lebih baik simpan rapi gagasan itu dalam saku celana kita atau bungkus ia dengan kain hitam karena selama Tubuh ini dibangun oleh nutrisi yang didapat dari cara yang tidak halal, yang ada hanya kesia-siaan. Memang tidak mudah membangun dan menata suatu perubahan. Tapi yang harus kita yakini, selama gaung Hayya A'lal Al-falah, marilah kita menang, masih bergaung disurau-surau desa, di musholla-musholla pinggiran kota hingga masjid-masjid megah kota maka selama itu pula  perubahan itu sendiri adalah kenisacayaan.

Sekarang timbul pertanyaan, untuk apa kita ber-IMM?  Untuk berjuang tanpa pamrih atau justru IMM hanya sebagai sebuah tiket menuju senayan? Ini yang harus kita luruskan saudara. Bahwa IMM bukan Organisasi politik praksis. IMM adalah gudang intelektual, Nabi sosial yang berusaha untuk maksum dari cacat moral, cacat etika sosial. Bahwa yang merusak IMM ini, terstruktur dari atas. Tidak bisa kita berkoar anti korupsi kepada pemerintah sedangkan korupsi itu sendiri menjadi santapan sehari-hari kita. Tidak ada guna menyediakan tukang sapu banyak untuk membersihkan halaman (Bangsa) kita dari gugurnya daun (korupsi) selama pohon itu tidak kita cabut hingga ke akarnya. Sudah saatnya untuk radikal, radikal pikiran dan tindakan.

*Oleh IMMawan BHinsar Siregar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil IMM KOM. MOH. HATTA